Senin, 12 September 2011

Perkembangan Pertanian Di Indonesia


Pertanian di Indonesia berkembang sesuai dengan pengetahuan masyarakat. Pertama kalinya bercocok tanam dilakukan secara berpindah-pindah. Sistem perladangan berpindah kemudian berkembang menjadi sistem pertanian tradisional. Pengelolaan tanah baru dilakukan pada awal musim hujan dan ditanami satu jenis tanaman secara terus menerus dan menimbulkan masalah dimana kesuburan tanah menurun berakibat pada produksi yang rendah. Pertanian tradisional sebenarnya lebih akrab dengan alam karena tidak menggunakan pestisida akan tetapi produksinya tidak mencukupi kebutuhan (Pracaya, 2007).

Minggu, 11 September 2011

penggunaan mulsa plastik hitam perak pada tanaman cabai merah

Pemanfaatan Mulsa Perak Hitam Putih (MPHP) pada budidaya tanaman cabai merah besar lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan tidak menggunakan MPHP. Keuntungan yang dirasakan selain peningkatan produksi pertanaman juga dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Sifat fisik dan kimia tanah yang perlahan membaik maka akan berpengaruh juga pada biaya yang dikeluarkan pada masa tanam berikutnya. Petani tradisional pada dasarnya enggan menggunakan MPHP karena belum memahami manfaat dari pemulsaan dan dilihat dari modal awal yang dikeluarkan untuk pembelian MPHP yang cukup besar, tetapi bila dilihat lebih lanjut budidaya cabai merah besar lebih menguntungkan bila menggunakan MPHP. Penggunaan MPHP dalam budidaya cabai merah besar selain dapat merubah sifat fisik dan kimia tanah juga bisa menekan biaya tenaga kerja penyiangan, pemupukan, penyiraman dan pengendalian hama penyakit.